sahabat! ketika istri sedang berhalangan (haid), tentu saja diharamkan bagi suami untuk memenuhi syahwatnya dengan cara berhubungan intim.
Akan tetapi, berbeda dengan kalangan Yahudi zaman dulu yang benar-benar menjauhi seorang istri yang sedang datang bulan, kaum muslimin diperbolehkan tetap bermesraan dengan istri yang sedang haid kecuali melakukan hubungan intim dan anal seks yang memang haram hukumnya.
Berikut ini hal-hal yang bisa dilakukan untuk tetap memuaskan suami ketika istri berhalangan:
1. Bercumbu rayu
Saling bercumbu dan mengucapkan kata-kata mesra yang merangsang syahwat antara suami istri diperbolehkan selama tidak berujung pada hubungan seks di mana istri dalam keadaan haid.
"Apabila saya haid, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruhku untuk memakai sarung kemudian beliau bercumbu denganku." (HR. Ahmad 25563, Turmudzi 132 dan dinilai shahih oleh Al-Albani).
2. Memainkan organ intim suami dengan tangan istri
Diharamkan melakukan onani atau masturbasi yakni memainkan organ intim dengan tangan sendiri yang bertujuan untuk memuaskan syahwat pribadi.
Akan tetapi jika dibantu oleh istri maka hal ini diperbolehkan.
"Orang-orang yang menjaga kemaluannya, Kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; Maka Sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa. Barangsiapa mencari yang di balik itu, maka mereka Itulah orang-orang yang melampaui batas." (QS. Al-Mukminun: 5-7)
3. Menciumi seluruh tubuh istri kecuali tempat keluarnya darah haid
Bermesraan dan bercumbu di semua tubuh istri selain hubungan intim dan anal seks masih diperselisihkan para ulama.
A. Imam Abu Hanifah, Malik, dan As-Syafii berpendapat bahwa perbuatan semacam ini hukumnya haram.
B. Imam Ahmad, dan beberapa ulama hanafiyah, malikiyah dan syafiiyah berpendapat bahwa hal itu dibolehkan. Dan pendapat inilah yang dikuatkan An-Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim (3/205).
Diantara dalil yang mendukung pendapat kedua adalah:
“Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: “Haid itu adalah suatu kotoran”. Karena itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari Al-Mahidh...”
Ibnu Qudamah mengatakan: "Ketika Allah hanya memerintahkan untuk menjauhi tempat keluarnya darah (al Mahidh), ini dalil bahwa selain itu, hukumnya boleh." (Al-Mughni, 1/243)
sumber : www.ummi-online.com
foto : google
Lika liku hidup terwarnai dalam coretan kecil, terukir indah dalam ungkapan. Nikmati-Rasakan-Sampaikan
Jumlah Tamu
Tuesday, May 17, 2016
Cara Menyambut Bulan Ramadhan
‘’Barangsiapa yang gembira menyambut datangya bulan ramadha,Allah SWT akan mengharamkan jasadnya dari api neraka’’.(Hadis Nabi).
Bulan ramadhan adaalaah bulan yang penuh berkah di setiap hari,malam,jam dan detiknya.Pada bulan raamadhan ini Allah SWT akan memberikan ampunan dan kesempatan bertaubat selua-luasnya bagi setiap insan.
Dari Anas bin Malik menuturkan bahwa Rasulullah SAW saat memasuki bulan rajab senantiasa berdo’a,’’Allahumma bariklana fii rajab wa sya’ban wa baliighnaa ramadhan’’. Artinya ; ‘’ Ya Allah berikanlah kami pada bulan rajab dan sya’ban dan sampaikanlah kami pada bulan ramadhan’’.(HR Al-Tirmidzi dan Ad-Darimi).
Sebelum ramadhan tiba Rasulullah SAW senantiasa menyampaikan khutbahnya,agar para sahabat benar-benar mempersiapkan diri menyambut datangnya bulan agung ini.Begitu juga berbagai keutamaan ramadhan telah di sampaikan oleh baginda rasul agar tidak ada hari,jam,menit dan detik yang terlewatkan begitu saja tanpa beribadah kepada Allah SWT.Karena pada bulan ramadhan ini nafas akan menjadi tasbih,tidur menjadi ibadah,amal di terima dan do’a di kabulkan.
Rasulullah juga telah mengajarkan kepada umatnya dengan memperbanyak puasa di bulan sya’ban,Sebagaimana telah diriwayatkan Aisyah ;’’Saya tidak pernah melihat Rasulullah menyempurnakan puasanya,Kecuali di bulan ramadhan.Dan saya tidak melihat dalam satu bulan lebih banyak puasanya kecuali pada bulan sya’ban’’.(HR.Muslim).
Bulan ramadhan adalah bulan di mana setan di belenggu dan hawa nafsu di kendalikan dengan puasa,pintu neraka di tutup dan pintu neraka di buka.Sehingga bulan ramadhan adalah bulan yang sangat kondusif untuk bertobat dan memulai hidup baru yang lebih baik. Allah SWT berfirman ;’’Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah,hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung’’.(QS.An-Nuur :31).
Oleh karena itu di bulan ramadhan orang-orang yang beriman harus memperbanyak istghfar dan bertaubat kepada Allah SWT dan mengembalikan hak-hak mereka dan mengakui kesalahan serta meminta maaf kepada seseorang yang pernah di zaliminya.
Dari Abu Ummamah,ia berkata bahwa Rasulullah SAW telah bersabda :’’ Bacalah Al-Qur’an,Karena sesungguhnya Al-Qur’an itu akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat kepada pembacanya’’.(HR.Muslim). Bulan ramadhan adalah bulan yang penuh berkah di mana pahala itu akan di lipatgandakan dan perbanyaklah sedekah agar kita senantiasa merasakan dan menghayati apa yang di rasakan oleh kaaum yang lemah dan fakir miskin. Orang yang berpuasa ketika menahan rasa lapar dan dahaga akan terasa olehnya betapa berat penderitaan yang di rasakan oleh kaum fakir miskin,sepanjang siang dan malam hari dalam kalaparan dan kekurangan.Dengan begitu maka akan tumbuhlah rasa kasih saying kepada mereka.
Semoga Allah SWT memberikan taufik dan hidayahnya serta menjadikan kita termasuk orang yang di sayanginya dalam berlomba melakukan amalan shalih.
sumber : prasetiashare.blogspot.co.id
foto : google
Dari Anas bin Malik menuturkan bahwa Rasulullah SAW saat memasuki bulan rajab senantiasa berdo’a,’’Allahumma bariklana fii rajab wa sya’ban wa baliighnaa ramadhan’’. Artinya ; ‘’ Ya Allah berikanlah kami pada bulan rajab dan sya’ban dan sampaikanlah kami pada bulan ramadhan’’.(HR Al-Tirmidzi dan Ad-Darimi).
Sebelum ramadhan tiba Rasulullah SAW senantiasa menyampaikan khutbahnya,agar para sahabat benar-benar mempersiapkan diri menyambut datangnya bulan agung ini.Begitu juga berbagai keutamaan ramadhan telah di sampaikan oleh baginda rasul agar tidak ada hari,jam,menit dan detik yang terlewatkan begitu saja tanpa beribadah kepada Allah SWT.Karena pada bulan ramadhan ini nafas akan menjadi tasbih,tidur menjadi ibadah,amal di terima dan do’a di kabulkan.
Rasulullah juga telah mengajarkan kepada umatnya dengan memperbanyak puasa di bulan sya’ban,Sebagaimana telah diriwayatkan Aisyah ;’’Saya tidak pernah melihat Rasulullah menyempurnakan puasanya,Kecuali di bulan ramadhan.Dan saya tidak melihat dalam satu bulan lebih banyak puasanya kecuali pada bulan sya’ban’’.(HR.Muslim).
Bulan ramadhan adalah bulan di mana setan di belenggu dan hawa nafsu di kendalikan dengan puasa,pintu neraka di tutup dan pintu neraka di buka.Sehingga bulan ramadhan adalah bulan yang sangat kondusif untuk bertobat dan memulai hidup baru yang lebih baik. Allah SWT berfirman ;’’Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah,hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung’’.(QS.An-Nuur :31).
Oleh karena itu di bulan ramadhan orang-orang yang beriman harus memperbanyak istghfar dan bertaubat kepada Allah SWT dan mengembalikan hak-hak mereka dan mengakui kesalahan serta meminta maaf kepada seseorang yang pernah di zaliminya.
Dari Abu Ummamah,ia berkata bahwa Rasulullah SAW telah bersabda :’’ Bacalah Al-Qur’an,Karena sesungguhnya Al-Qur’an itu akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat kepada pembacanya’’.(HR.Muslim). Bulan ramadhan adalah bulan yang penuh berkah di mana pahala itu akan di lipatgandakan dan perbanyaklah sedekah agar kita senantiasa merasakan dan menghayati apa yang di rasakan oleh kaaum yang lemah dan fakir miskin. Orang yang berpuasa ketika menahan rasa lapar dan dahaga akan terasa olehnya betapa berat penderitaan yang di rasakan oleh kaum fakir miskin,sepanjang siang dan malam hari dalam kalaparan dan kekurangan.Dengan begitu maka akan tumbuhlah rasa kasih saying kepada mereka.
Semoga Allah SWT memberikan taufik dan hidayahnya serta menjadikan kita termasuk orang yang di sayanginya dalam berlomba melakukan amalan shalih.
sumber : prasetiashare.blogspot.co.id
foto : google
Friday, May 13, 2016
Lirik lagu seventeen - Ayah
Engkaulah nafasku
Yang menjaga di dalam hidupku
Kau ajarkan aku menjadi yang terbaik
*
Kau tak pernah lelah
Sebagai penopang dalam hidupku
Kau berikan aku semua yang terindah
Reff:
Aku hanya memanggilmu ayah
Di saat ku kehilangan arah
Aku hanya mengingatmu ayah
Jika aku tlah jauh darimu
Back to *
Back to reff [3x]
foto : google
Lirik Lagu Raihan - Ashabul Kahfi
Tercatat Sudah Dalam Sejarah
Tujuh Pemuda Yang Beriman
Melarikan Diri Kedalam Gua
Demi Menyelamatkan Iman
Disangka Tidur Hanya Sehari
Rupanya 309 Tahun
Zaman Bertukar Beberapa Kurun
Di Bumi Bersejarah Urdhu
Begitulah Kuasa Ilahi
Kepada Ashabhul Kahfi
Tiada Mustahil Di Dunia Ini
Jika Kita Beriman Dan Bertakwa
Tercatat Sudah Dalam Sejarah Tujuh Pemuda Yang Beriman
Tulang Belulang Berserakan
Tulah Dari Binatang Tunggangan
Juga Anjing Yang Dinjanjikan Surga
Qitmir Yang Mulia
sumber : http://www.liriklagu.info
foto : google
Lirik Satu Rindu - Opick feat Amanda
Hujan kau ingatkan aku
Tentang satu rindu
Dimasa yang lalu
Saat mimpi masih indah bersamamu
Terbayang satu wajah
Penuh cinta penuh kasih
Terbayang satu wajah
Penuh dengan kehangatan
Kau ibu…Oh ibu…
Allah izinkanlah aku
Bahagiakan dia
Meski dia telah jauh
Biarkanlah aku
Berarti untuk dirinya
oh ibu…oh ibu…kau ibu…
Terbayang satu wajah
Penuh cinta penuh kasih
Terbayang satu wajah
Penuh dengan kehangatan
--------//--------------
Terbayang satu wajah
Penuh cinta penuh kasih
Terbayang satu wajah
Penuh dengan kehangatan
Kau ibu…oh ibu…kau ibu…
oh ibu…oh ibu…
Hujan kau ingatkan aku
Tentang satu rindu
Dimasa yang lalu
Saat mimpi masih indah bersamamu
Kau ibu…kau ibu…kau ibu
foto : google
Sunday, May 8, 2016
Ketika Mudah Tersinggung, Maka...Redamkanlah
Salah satu hal yang sering membuat energi kita terkuras adalah timbulnya rasa ketersinggungan diri. Munculnya perasaan ini sering disebabkan oleh ketidaktahanan kita terhadap sikap orang lain.
Ketika tersinggung, minimal kita akan sibuk membela diri dan selanjutnya akan memikirkan kejelekan orang lain. Hal yang paling membahayakan dari ketersinggungan adalah habisnya waktu kita menjadi buah roh.
Efek yang biasa ditimbulkan oleh rasa tersinggung adalah kemarahan. Jika kita marah, kata-kata jadi tidak terkendali, stress meningkat, dan lainnya. Karena itu, kegigihan kita untuk tidak tersinggung menjadi suatu keharusan.
Apa yang menyebabkan orang tersinggung? Ketersinggungan seseorang timbul karena menilai dirinya lebih dari kenyataan, merasa pintar, berjasa, baik, tampan, dan merasa sukses.
Setiap kali kita menilai diri lebih dari kenyataan bila ada yang menilai kita kurang sedikit saja akan langsung tersinggung. Peluang tersinggung akan terbuka jika kita salah dalam menilai diri sendiri. Karena itu, ada sesuatu yang harus kita perbaiki, yaitu proporsional menilai diri.
Teknik pertama agar kita tidak mudah tersinggung adalah tidak menilai lebih kepada diri kita. Misalnya, jangan banyak mengingat-ingat bahwa saya telah berjasa, saya seorang guru, saya seorang pemimpin, saya ini orang yang sudah berbuat. Semakin banyak kita mengaku-ngaku tentang diri kita, akan membuat kita makin tersinggung.
Ada beberapa cara yang cukup efektif untuk meredam ketersinggungan
Pertama, belajar melupakan.
Jika kita seorang sarjana maka lupakanlah kesarjanaan kita. Jika kita seorang direktur lupakanlah jabatan itu. Jika kita pemuka agama lupakan kepemuka agamaan kita. Jika kita seorang pimpinan lupakanlah hal itu, dan seterusnya. Anggap semuanya ini berkat dari Allah agar kita tidak tamak terhadap penghargaan. Kita harus melatih diri untuk merasa sekadar hamba Allah yang tidak memiliki apa-apa kecuali berkat ilmu yang dipercikkan oleh Allah sedikit. Kita lebih banyak tidak tahu. Kita tidak mempunyai harta sedikit pun kecuali sepercik titipan berkat dari Allah. Kita tidak mempunyai jabatan ataupun kedudukan sedikit pun kecuali sepercik yang Allah telah berikan dan dipertanggung jawabkan. Dengan sikap seperti ini hidup kita akan lebih ringan. Semakin kita ingin dihargai, dipuji, dan dihormati, akan kian sering kita sakit hati.
Kedua, kita harus melihat bahwa apa pun yang dilakukan orang kepada kita akan bermanfaat jika kita dapat menyikapinya dengan tepat.
Kita tidak akan pernah rugi dengan perilaku orang kepada kita, jika bisa menyikapinya dengan tepat. Kita akan merugi apabila salah menyikapi kejadian dan sebenarnya kita tidak bisa memaksa orang lain berbuat sesuai dengan keinginan kita. Yang bisa kita lakukan adalah memaksa diri sendiri menyikapi orang lain dengan sikap terbaik kita. Apa pun perkataan orang lain kepada kita, tentu itu terjadi dengan izin Allah. Anggap saja ini episode atau ujian yang harus kita alami untuk menguji keimanan kita.
Ketiga, kita harus berempati.
Yaitu, mulai melihat sesuatu tidak dari sisi kita. Perhatikan kisah seseorang yang tengah menu ntun gajah dari depan dan seorang lagi mengikutinya di belakang Gajah tersebut.
Yang di depan berkata, "Oh indah nian pemandangan sepanjang hari". Kontan ia didorong dan dilempar dari belakang karena dianggap menyindir. Sebab, sepanjang perjalanan, orang yang di belakang hanya melihat pantat gajah.
Karena itu, kita harus belajar berempati. Jika tidak ingin mudah tersinggung cari seribu satu alasan untuk bisa memaklumi orang lain. Namun yang harus diingat, berbagai alasan yang kita buat semata-mata untuk memaklumi, bukan untuk membenarkan kesalahan, sehingga kita dapat mengendalikan diri.
Keempat, jadikan penghinaan orang lain kepada kita sebagai ladang peningkatan kwalitas diri dan kesempatan untuk mempraktekkan buah - buah roh Yaitu, dengan memaafkan orang yang menyakiti dan membalasnya dengan kebaikan
sumber : dudung.net
foto : google
Ketika tersinggung, minimal kita akan sibuk membela diri dan selanjutnya akan memikirkan kejelekan orang lain. Hal yang paling membahayakan dari ketersinggungan adalah habisnya waktu kita menjadi buah roh.
Efek yang biasa ditimbulkan oleh rasa tersinggung adalah kemarahan. Jika kita marah, kata-kata jadi tidak terkendali, stress meningkat, dan lainnya. Karena itu, kegigihan kita untuk tidak tersinggung menjadi suatu keharusan.
Apa yang menyebabkan orang tersinggung? Ketersinggungan seseorang timbul karena menilai dirinya lebih dari kenyataan, merasa pintar, berjasa, baik, tampan, dan merasa sukses.
Setiap kali kita menilai diri lebih dari kenyataan bila ada yang menilai kita kurang sedikit saja akan langsung tersinggung. Peluang tersinggung akan terbuka jika kita salah dalam menilai diri sendiri. Karena itu, ada sesuatu yang harus kita perbaiki, yaitu proporsional menilai diri.
Teknik pertama agar kita tidak mudah tersinggung adalah tidak menilai lebih kepada diri kita. Misalnya, jangan banyak mengingat-ingat bahwa saya telah berjasa, saya seorang guru, saya seorang pemimpin, saya ini orang yang sudah berbuat. Semakin banyak kita mengaku-ngaku tentang diri kita, akan membuat kita makin tersinggung.
Ada beberapa cara yang cukup efektif untuk meredam ketersinggungan
Pertama, belajar melupakan.
Jika kita seorang sarjana maka lupakanlah kesarjanaan kita. Jika kita seorang direktur lupakanlah jabatan itu. Jika kita pemuka agama lupakan kepemuka agamaan kita. Jika kita seorang pimpinan lupakanlah hal itu, dan seterusnya. Anggap semuanya ini berkat dari Allah agar kita tidak tamak terhadap penghargaan. Kita harus melatih diri untuk merasa sekadar hamba Allah yang tidak memiliki apa-apa kecuali berkat ilmu yang dipercikkan oleh Allah sedikit. Kita lebih banyak tidak tahu. Kita tidak mempunyai harta sedikit pun kecuali sepercik titipan berkat dari Allah. Kita tidak mempunyai jabatan ataupun kedudukan sedikit pun kecuali sepercik yang Allah telah berikan dan dipertanggung jawabkan. Dengan sikap seperti ini hidup kita akan lebih ringan. Semakin kita ingin dihargai, dipuji, dan dihormati, akan kian sering kita sakit hati.
Kedua, kita harus melihat bahwa apa pun yang dilakukan orang kepada kita akan bermanfaat jika kita dapat menyikapinya dengan tepat.
Kita tidak akan pernah rugi dengan perilaku orang kepada kita, jika bisa menyikapinya dengan tepat. Kita akan merugi apabila salah menyikapi kejadian dan sebenarnya kita tidak bisa memaksa orang lain berbuat sesuai dengan keinginan kita. Yang bisa kita lakukan adalah memaksa diri sendiri menyikapi orang lain dengan sikap terbaik kita. Apa pun perkataan orang lain kepada kita, tentu itu terjadi dengan izin Allah. Anggap saja ini episode atau ujian yang harus kita alami untuk menguji keimanan kita.
Ketiga, kita harus berempati.
Yaitu, mulai melihat sesuatu tidak dari sisi kita. Perhatikan kisah seseorang yang tengah menu ntun gajah dari depan dan seorang lagi mengikutinya di belakang Gajah tersebut.
Yang di depan berkata, "Oh indah nian pemandangan sepanjang hari". Kontan ia didorong dan dilempar dari belakang karena dianggap menyindir. Sebab, sepanjang perjalanan, orang yang di belakang hanya melihat pantat gajah.
Karena itu, kita harus belajar berempati. Jika tidak ingin mudah tersinggung cari seribu satu alasan untuk bisa memaklumi orang lain. Namun yang harus diingat, berbagai alasan yang kita buat semata-mata untuk memaklumi, bukan untuk membenarkan kesalahan, sehingga kita dapat mengendalikan diri.
Keempat, jadikan penghinaan orang lain kepada kita sebagai ladang peningkatan kwalitas diri dan kesempatan untuk mempraktekkan buah - buah roh Yaitu, dengan memaafkan orang yang menyakiti dan membalasnya dengan kebaikan
sumber : dudung.net
foto : google
Kewajiban Dan Hak Muslim Atas Muslim Lainnya
Enam Hak dan Kewajiban Muslim atas Muslim Lainnya ini berdasarkan hadits Shahih Muslim. Rasulullah Saw bersabda: "
"Hak seorang Muslim atas Muslim lainnya ada enam: (1) Jika engkau bertemu dengannya, maka ucapkan salam, dan (2) jika dia mengundangmu maka datangilah, (3) jika dia minta nasihat kepadamu berilah nasihat, (4) jika dia bersin dan mengucapkan hamdalah maka balaslah (dengan doa: Yarhamukallah), (5) jika dia sakit maka kunjungilah, dan (6) jika dia meninggal maka antarkanlah (jenazahnya ke kuburan).” (HR. Muslim).
1. Mengucapkan salam.
Mengucapkan salam (Assalamu'alaikum = semoga Anda berada dalam keselamatan ) adalah sunnah yang sangat dianjurkan karena dia merupakan penyebab tumbuhnya rasa cinta dan dekat di kalangan kaum muslimin sebagaimana dapat disaksikan dan sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah Saw:
"Demi Allah tidak akan masuk surga hingga kalian beriman dan tidak beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah kuberitahukan sesuatu yang jika kalian lakukan akan menumbuhkan rasa cinta di antara kalian?, Sebarkan salam di antara kalian" (HR. Muslim).
Rasulullah Saw selalu memulai salam kepada siapa saja yang beliau temui dan bahkan dia memberi salam kepada anak-anak jika menemui mereka.
Sunnahnya adalah yang kecil memberi salam kepada yang besar, yang sedikit memberi salam kepada yang banyak, yang berkendaraan memberi salam kepada pejalan kaki, akan tetapi jika yang lebih utama tidak juga memberikan salam maka yang lainlah yang hendaknya memberikan salam agar sunnah tersebut tidak hilang.
Jika yang kecil tidak memberi salam, maka yang besar memberikan salam, jika yang sedikit tidak memberi salam, maka yang banyak memberi salam agar pahalanya tetap dapat diraih. Ammar bin Yasir r.a. berkata, “Ada tiga hal yang jika ketiganya diraih maka sempurnalah iman seseorang: Jujur (dalam menilai) dirinya, memberi salam kepada khalayak dan berinfaq saat kesulitan“ (HR. Muslim). Jika memulai salam hukumnya sunnah maka menjawabnya adalah fardhu kifayah, jika sebagian melakukannya maka yang lain gugur kewajibannya. Misalnya jika seseorang memberi salam atas sejumlah orang maka yang menjawabnya hanya seorang maka yang lain gugur kewajibannya.
Allah Ta’ala berfirman: "Apabila kamu dihormati dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balalaslah dengan yang serupa (QS. An-Nisaa': 86).
Tidak cukup menjawab salam dengan mengucapkan: “Ahlan Wasahlan“ saja, karena dia bukan termasuk “yang lebih baik darinya”, maka jika seseorang berkata: “Assalamualaikum”, maka jawablah: “Wa’alaikumus salam”, jika dia berkata : “Ahlan”, maka jawablah : “Ahlan” juga, dan jika dia menambah ucapan selamatnya maka itu lebih utama.
2. Memenuhi Undangan.
Misalnya seseorang mengundangmu untuk makan-makan atau lainnya maka penuhilah dan memenuhi undangan adalah sunnah mu’akkadah dan hal itu dapat menarik hati orang yang mengundang serta mendatangkan rasa cinta dan kasih sayang. Dikecualikan dari hal tersebut adalah undangan pernikahan, sebab memenuhi undangan pernikahan adalah wajib dengan syarat-syarat yang telah dikenal. "Dan siapa yang tidak memenuhi (undangannya) maka dia telah maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya." (HR. Bukhori dan Muslim). Hadits “jika seseorang mengundangmu maka penuhilah” termasuk juga undangan untuk memberikan bantuan atau pertolongan. Karena engkau diperintahkan untuk menjawabnya, maka jika dia memohon kepadamu agar engkau menolongnya untuk membawa sesuatu misalnya atau membuang sesuatu, maka engkau diperintahkan untuk menolongnya.
"Setiap mu’min satu sama lainnya bagaikan bangunan yang saling menopang” (HR. Bukhori dan Muslim).
3. Memberi nasihat.
Yaitu jika seseorang datang meminta nasihat kepadamu dalam suatu masalah maka nasihatilah karena hal itu termasuk agama sebagaimana hadits Rasulullah Saw: "Agama adalah nasihat: Kepada Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya dan kepada para pemimpin kaum muslimin serta rakyat pada umumnya." (HR. Muslim). Jika seseorang datang kepadamu tidak untuk meminta nasihat, namun pada dirinya terdapat bahaya atau perbuatan dosa yang akan dilakukannya, maka wajib baginya untuk menasihatinya walaupun perbuatan tersebut tidak diarahkan kepadanya, karena hal tersebut termasuk menghilangkan bahaya dan kemunkaran dari kaum muslimin.
Jika tidak terdapat bahaya dalam dirinya dan tidak ada dosa padanya dan dia melihat bahwa hal lainnya (selain nasihat) lebih bermanfaat maka tidak perlu menasihatinya kecuali jika dia meminta nasihat kepadanya maka saat itu wajib baginya menasihatinya.
4. Menjawab Hamdalah Saat Bersin:
Yarhamukallah Sebagai rasa syukur kepadanya yang memuji Allah saat bersin. Jika dia bersin tetapi tidak mengucapkan hamdalah, maka dia tidak berhak untuk diberikan ucapan tersebut, dan itulah balasan bagi orang yang bersin tetapi tidak mengucapkan hamdalah.
Menjawab orang yang bersin (jika dia mengucapkan hamdalah) hukumnya wajib, dan wajib pula menjawab orang yang mengucapkan “Yarhamukallah” dengan ucapan “Yahdikumullah wa yuslih balakum”, dan jika seseorang bersin terus menerus lebih dari tiga kali maka keempat kalinya ucapkanlah “Aafakallah“ (Semoga Allah menyembuhkanmu) sebagai ganti dari ucapan “Yarhamukallah“.
5. Membesuknya saat sakit
Hal ini merupakan hak orang sakit dan kewajiban saudara-saudaranya seiman, apalagi jika yang sakit memiliki kekerabatan, teman dan tetangga maka membesuknya sangat dianjurkan.
Cara membesuk sangat tergantung orang yang sakit dan penyakitnya. Kadang kondisinya menuntut untuk sering dikunjungi, maka yang utama adalah memperhatikan keadaannya.
Disunnahkan bagi yang membesuk orang sakit untuk menanyakan keadaannya, mendoakannya serta menghiburnya dan memberinya harapan karena hal tersebut merupakan sebab yang paling besar mendatangkan kesembuhan dan kesehatan. Layak juga untuk mengingatkannya akan taubat dengan cara yang tidak menakutkannya, misalnya seperti berkata kepadanya: “Sesungguhnya sakit yang engkau derita sekarang ini mendatangkan kebaikan, karena penyakit dapat berfungsi menghapus dosa dan kesalahan dan dengan kondisi yang tidak dapat kemana-mana engkau dapat meraih pahala yang banyak, dengan membaca zikir, istighfar dan berdoa”.
6. Mengantarkan jenazah
Hal ini juga merupakan hak seorang muslim atas saudaranya dan di dalamnya terdapat pahala yang besar.
"Siapa yang mengantarkan jenazah hingga menshalatkannya maka baginya pahala satu qhirath, dan siapa yang mengantarkannya hingga dimakamkan maka baginya pahala dua qhirath”, beliau ditanya: “Apakah yang dimaksud qhirath ?”, beliau menjawab: “Bagaikan dua gunung yang besar“ (HR. Bukhori dan Muslim).
Selain keenam hak dan kewajiban di atas, masih banyak hak muslim atas saudaranya sesama Muslim. Akan tetapi kita dapat menyimpulkan semua itu dalam sebuah hadits Rasulullah Saw: "Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lainnya."
Jika seseorang mewujudkan sikap ukhuwwah terhadap saudaranya, maka dia akan berusaha untuk mendatangkan kebaikan kepada semua saudaranya serta menghindar dari semua perbuatan yang menyakitkannya. Itulah indahnya Islam dan mengesankannya kaum Muslim. Wallahu a’lam bish-shawab.*
Sumber :dari berbagai sumber
foto : google
"Hak seorang Muslim atas Muslim lainnya ada enam: (1) Jika engkau bertemu dengannya, maka ucapkan salam, dan (2) jika dia mengundangmu maka datangilah, (3) jika dia minta nasihat kepadamu berilah nasihat, (4) jika dia bersin dan mengucapkan hamdalah maka balaslah (dengan doa: Yarhamukallah), (5) jika dia sakit maka kunjungilah, dan (6) jika dia meninggal maka antarkanlah (jenazahnya ke kuburan).” (HR. Muslim).
1. Mengucapkan salam.
Mengucapkan salam (Assalamu'alaikum = semoga Anda berada dalam keselamatan ) adalah sunnah yang sangat dianjurkan karena dia merupakan penyebab tumbuhnya rasa cinta dan dekat di kalangan kaum muslimin sebagaimana dapat disaksikan dan sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah Saw:
"Demi Allah tidak akan masuk surga hingga kalian beriman dan tidak beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah kuberitahukan sesuatu yang jika kalian lakukan akan menumbuhkan rasa cinta di antara kalian?, Sebarkan salam di antara kalian" (HR. Muslim).
Rasulullah Saw selalu memulai salam kepada siapa saja yang beliau temui dan bahkan dia memberi salam kepada anak-anak jika menemui mereka.
Sunnahnya adalah yang kecil memberi salam kepada yang besar, yang sedikit memberi salam kepada yang banyak, yang berkendaraan memberi salam kepada pejalan kaki, akan tetapi jika yang lebih utama tidak juga memberikan salam maka yang lainlah yang hendaknya memberikan salam agar sunnah tersebut tidak hilang.
Jika yang kecil tidak memberi salam, maka yang besar memberikan salam, jika yang sedikit tidak memberi salam, maka yang banyak memberi salam agar pahalanya tetap dapat diraih. Ammar bin Yasir r.a. berkata, “Ada tiga hal yang jika ketiganya diraih maka sempurnalah iman seseorang: Jujur (dalam menilai) dirinya, memberi salam kepada khalayak dan berinfaq saat kesulitan“ (HR. Muslim). Jika memulai salam hukumnya sunnah maka menjawabnya adalah fardhu kifayah, jika sebagian melakukannya maka yang lain gugur kewajibannya. Misalnya jika seseorang memberi salam atas sejumlah orang maka yang menjawabnya hanya seorang maka yang lain gugur kewajibannya.
Allah Ta’ala berfirman: "Apabila kamu dihormati dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balalaslah dengan yang serupa (QS. An-Nisaa': 86).
Tidak cukup menjawab salam dengan mengucapkan: “Ahlan Wasahlan“ saja, karena dia bukan termasuk “yang lebih baik darinya”, maka jika seseorang berkata: “Assalamualaikum”, maka jawablah: “Wa’alaikumus salam”, jika dia berkata : “Ahlan”, maka jawablah : “Ahlan” juga, dan jika dia menambah ucapan selamatnya maka itu lebih utama.
2. Memenuhi Undangan.
Misalnya seseorang mengundangmu untuk makan-makan atau lainnya maka penuhilah dan memenuhi undangan adalah sunnah mu’akkadah dan hal itu dapat menarik hati orang yang mengundang serta mendatangkan rasa cinta dan kasih sayang. Dikecualikan dari hal tersebut adalah undangan pernikahan, sebab memenuhi undangan pernikahan adalah wajib dengan syarat-syarat yang telah dikenal. "Dan siapa yang tidak memenuhi (undangannya) maka dia telah maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya." (HR. Bukhori dan Muslim). Hadits “jika seseorang mengundangmu maka penuhilah” termasuk juga undangan untuk memberikan bantuan atau pertolongan. Karena engkau diperintahkan untuk menjawabnya, maka jika dia memohon kepadamu agar engkau menolongnya untuk membawa sesuatu misalnya atau membuang sesuatu, maka engkau diperintahkan untuk menolongnya.
"Setiap mu’min satu sama lainnya bagaikan bangunan yang saling menopang” (HR. Bukhori dan Muslim).
3. Memberi nasihat.
Yaitu jika seseorang datang meminta nasihat kepadamu dalam suatu masalah maka nasihatilah karena hal itu termasuk agama sebagaimana hadits Rasulullah Saw: "Agama adalah nasihat: Kepada Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya dan kepada para pemimpin kaum muslimin serta rakyat pada umumnya." (HR. Muslim). Jika seseorang datang kepadamu tidak untuk meminta nasihat, namun pada dirinya terdapat bahaya atau perbuatan dosa yang akan dilakukannya, maka wajib baginya untuk menasihatinya walaupun perbuatan tersebut tidak diarahkan kepadanya, karena hal tersebut termasuk menghilangkan bahaya dan kemunkaran dari kaum muslimin.
Jika tidak terdapat bahaya dalam dirinya dan tidak ada dosa padanya dan dia melihat bahwa hal lainnya (selain nasihat) lebih bermanfaat maka tidak perlu menasihatinya kecuali jika dia meminta nasihat kepadanya maka saat itu wajib baginya menasihatinya.
4. Menjawab Hamdalah Saat Bersin:
Yarhamukallah Sebagai rasa syukur kepadanya yang memuji Allah saat bersin. Jika dia bersin tetapi tidak mengucapkan hamdalah, maka dia tidak berhak untuk diberikan ucapan tersebut, dan itulah balasan bagi orang yang bersin tetapi tidak mengucapkan hamdalah.
Menjawab orang yang bersin (jika dia mengucapkan hamdalah) hukumnya wajib, dan wajib pula menjawab orang yang mengucapkan “Yarhamukallah” dengan ucapan “Yahdikumullah wa yuslih balakum”, dan jika seseorang bersin terus menerus lebih dari tiga kali maka keempat kalinya ucapkanlah “Aafakallah“ (Semoga Allah menyembuhkanmu) sebagai ganti dari ucapan “Yarhamukallah“.
5. Membesuknya saat sakit
Hal ini merupakan hak orang sakit dan kewajiban saudara-saudaranya seiman, apalagi jika yang sakit memiliki kekerabatan, teman dan tetangga maka membesuknya sangat dianjurkan.
Cara membesuk sangat tergantung orang yang sakit dan penyakitnya. Kadang kondisinya menuntut untuk sering dikunjungi, maka yang utama adalah memperhatikan keadaannya.
Disunnahkan bagi yang membesuk orang sakit untuk menanyakan keadaannya, mendoakannya serta menghiburnya dan memberinya harapan karena hal tersebut merupakan sebab yang paling besar mendatangkan kesembuhan dan kesehatan. Layak juga untuk mengingatkannya akan taubat dengan cara yang tidak menakutkannya, misalnya seperti berkata kepadanya: “Sesungguhnya sakit yang engkau derita sekarang ini mendatangkan kebaikan, karena penyakit dapat berfungsi menghapus dosa dan kesalahan dan dengan kondisi yang tidak dapat kemana-mana engkau dapat meraih pahala yang banyak, dengan membaca zikir, istighfar dan berdoa”.
6. Mengantarkan jenazah
Hal ini juga merupakan hak seorang muslim atas saudaranya dan di dalamnya terdapat pahala yang besar.
"Siapa yang mengantarkan jenazah hingga menshalatkannya maka baginya pahala satu qhirath, dan siapa yang mengantarkannya hingga dimakamkan maka baginya pahala dua qhirath”, beliau ditanya: “Apakah yang dimaksud qhirath ?”, beliau menjawab: “Bagaikan dua gunung yang besar“ (HR. Bukhori dan Muslim).
Selain keenam hak dan kewajiban di atas, masih banyak hak muslim atas saudaranya sesama Muslim. Akan tetapi kita dapat menyimpulkan semua itu dalam sebuah hadits Rasulullah Saw: "Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lainnya."
Jika seseorang mewujudkan sikap ukhuwwah terhadap saudaranya, maka dia akan berusaha untuk mendatangkan kebaikan kepada semua saudaranya serta menghindar dari semua perbuatan yang menyakitkannya. Itulah indahnya Islam dan mengesankannya kaum Muslim. Wallahu a’lam bish-shawab.*
Sumber :dari berbagai sumber
foto : google
Renungan Sekejap Rasanya Melekat
menyimak 20 menit terkahir kajian Aa' Gym, lantaran ada tamu jd belum bisa nyalakan TV...hanya sedikit semoga bisa jadi bahan renungan malam ini. Belajar kan bisa dari mana saja dan pada siapa saja.
# Bersandar pada makhluk (suami/ istri/ orang tua / anak/ teman/ sahabat/ murrabbi) bisa terasa berat, bisa juga jadi beban maka bersandarlah hanya pada Allah...maka Allah akan meringankan, jika Allah sudah meringankan maka semua akan terasa ringan.
# Jalani kehidupan dunia ini dengan senantiasa mengingat akhirat, Insya Allah tidak ada lagi beban dalam menjalani kehidupan di dunia...perbanyak mengingat Allah maka Allah akan ingat pada yang mengingatnya.
# Cintailah orang yang memusuhimu, karena merakalah orang yang senantisa selalu mengingatmu...karena merekalah Allah kirimkan cara untuk mengurangi dosa-dosamu. Mereka yang sibuk membicarakanmu...mereka yang sibuk memikirkanmu siang dan malam, sampai seluruh waktunya hanya tertuju padamu. Tidak perlu dibalas dengan sama jahatnya kalo perlu silaturhami bawakan hadiah untuknya, seperti yang pernah di contohkan oleh Rasulullah SAW.
# Dakwah itu tidak harus dengan bicara tapi bisa dilakukan dengan bukti nyata, tingkah laku keseharian bisa mencerminkan kesholehan.
sumber : Demi Masa Aa' Gym MNC TV
foto : google
# Bersandar pada makhluk (suami/ istri/ orang tua / anak/ teman/ sahabat/ murrabbi) bisa terasa berat, bisa juga jadi beban maka bersandarlah hanya pada Allah...maka Allah akan meringankan, jika Allah sudah meringankan maka semua akan terasa ringan.
# Jalani kehidupan dunia ini dengan senantiasa mengingat akhirat, Insya Allah tidak ada lagi beban dalam menjalani kehidupan di dunia...perbanyak mengingat Allah maka Allah akan ingat pada yang mengingatnya.
# Cintailah orang yang memusuhimu, karena merakalah orang yang senantisa selalu mengingatmu...karena merekalah Allah kirimkan cara untuk mengurangi dosa-dosamu. Mereka yang sibuk membicarakanmu...mereka yang sibuk memikirkanmu siang dan malam, sampai seluruh waktunya hanya tertuju padamu. Tidak perlu dibalas dengan sama jahatnya kalo perlu silaturhami bawakan hadiah untuknya, seperti yang pernah di contohkan oleh Rasulullah SAW.
# Dakwah itu tidak harus dengan bicara tapi bisa dilakukan dengan bukti nyata, tingkah laku keseharian bisa mencerminkan kesholehan.
sumber : Demi Masa Aa' Gym MNC TV
foto : google
Friday, May 6, 2016
Sunnah Rasul yang wajib kita ketahui
Sebagai umat muslim, tentulah kita harus mencontoh keteladanan Rasulullah, karena selain mendatangkan manfaat juga pahala sunnah. Ternyata ada banyak kebiasaan Beliau yang belum banyak diketahui oleh kita sebagai umatnya, misalnya saat makan dan minum. Nah, agar kita mendapatkan manfaat dan pahala, simak dan terapkanlah kebiasaan harian Rasulullah berikut ini :
1. Menjaga Wudhu sebelum dan sesudah makan
“Barang siapa ingin diperbanyak kebaikan dalam rumahnya maka berwudulah sebelum makan dan sesudahnya”.(HR ahmad, Abu Daud & Turmudzi)
2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.
Rasulullah bersabda: “Barangsiapa tertidur sedang di kedua tangannya terdapat bekas gajih, lalu ketika bangun pagi dia menderita suatu penyakit, maka hendaklah dia tidak mencela melainkan dirinya sendiri”. Nabi sendiri jika hendak makan selalu mencuci tangan terlebih dahulu, sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan Nasa’i dari Aisyah ra.
3. Ketika hendak melakukan sesuatu, beliau selalu membaca Basmallah.
Jika seorang laki laki hendak masuk rumahnya kemudian dia menyebut nama Allah dan hendak makan, Setan berkata kepada anak anak dan temannya sesama setan : Tidak ada tempat menginap dan tidak ada makan malam untuk kalian. Tetapi jika dia masuk rumah kemudian tidak menyebut nama Allah, setan berkata “Kalian anak anak dan teman temanku mendapat tempat menginap”Jika tidak menyebut nama Allah ketika kendak makan setan berkata “Kalian mendapat tempat menginap juga makan malam.
4. Menggunakan tangan kanan untuk melakukan kebaikan, misalnya makan, minum, dan lain sebagainya
Rasulullah bersabda : “Jika salah seorang diantara kalian makan hendaklah dia makan dengan tangan kanannya, jika minum dengan tangan kanannya karena setan selalu makan dengan tangan kiri dan minum dengan tangan kiri” Apabila anak tersebut kidal, maka orang tua harus membiasakan sejak kecil untuk makan dan minum dnegan tangan kanan.
5. Tidak pernah mencela makanan
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah mencela makanan sama sekali. [HR al-Bukhâri dan Muslim]. Kalau beliau menyukainya, maka akan beliau makan. Dan jika tidak menyukainya, beliau meninggalkannya. [HR al-Bukhâri dan Muslim].
6. Menghargai makanan
"Kami tidak mempunyai apa-apa kecuali cuka," maka beliau meminta untuk disediakan dan mulai menyantapnya. Lantas Beliau berkata: "Sebaik-baik lauk adalah cuka. Sebaik-baik lauk adalah cuka". [HR Muslim].
7. Tidak berlebih-lebihan dalam makan dan minum
Nabi Muhammad SAW bersabda,’’Hendaklah keturuan Adam tidak memenuhi perutnya. Cukuplah bagi keturunan Adam beberapa makanan yang dapat menegakkan tulang sulbinya. Jika tidak ada halangan, sepertiga (perut) untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya, dan sepertiga lagi untuk napasnya (HR Turmudzi). “Tidaklah anak cucu Adam mengisi wadah yang lebih buruk dari perutnya. Sebenarnya beberapa suap saja sudah cukup untuk menegakkan tulang rusuknya. Kalau toh dia harus mengisinya, maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk bernapas.” (H.R. Turmudzi, Ibnu Majah, dan Muslim).
8. Menghalalkan yang baik
“Dan menghalalkan bagi mereka yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk” (Al Araf( 7):157) “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui
sumber : dari berbagai sumber
foto : google
1. Menjaga Wudhu sebelum dan sesudah makan
“Barang siapa ingin diperbanyak kebaikan dalam rumahnya maka berwudulah sebelum makan dan sesudahnya”.(HR ahmad, Abu Daud & Turmudzi)
2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.
Rasulullah bersabda: “Barangsiapa tertidur sedang di kedua tangannya terdapat bekas gajih, lalu ketika bangun pagi dia menderita suatu penyakit, maka hendaklah dia tidak mencela melainkan dirinya sendiri”. Nabi sendiri jika hendak makan selalu mencuci tangan terlebih dahulu, sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan Nasa’i dari Aisyah ra.
3. Ketika hendak melakukan sesuatu, beliau selalu membaca Basmallah.
Jika seorang laki laki hendak masuk rumahnya kemudian dia menyebut nama Allah dan hendak makan, Setan berkata kepada anak anak dan temannya sesama setan : Tidak ada tempat menginap dan tidak ada makan malam untuk kalian. Tetapi jika dia masuk rumah kemudian tidak menyebut nama Allah, setan berkata “Kalian anak anak dan teman temanku mendapat tempat menginap”Jika tidak menyebut nama Allah ketika kendak makan setan berkata “Kalian mendapat tempat menginap juga makan malam.
4. Menggunakan tangan kanan untuk melakukan kebaikan, misalnya makan, minum, dan lain sebagainya
Rasulullah bersabda : “Jika salah seorang diantara kalian makan hendaklah dia makan dengan tangan kanannya, jika minum dengan tangan kanannya karena setan selalu makan dengan tangan kiri dan minum dengan tangan kiri” Apabila anak tersebut kidal, maka orang tua harus membiasakan sejak kecil untuk makan dan minum dnegan tangan kanan.
5. Tidak pernah mencela makanan
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah mencela makanan sama sekali. [HR al-Bukhâri dan Muslim]. Kalau beliau menyukainya, maka akan beliau makan. Dan jika tidak menyukainya, beliau meninggalkannya. [HR al-Bukhâri dan Muslim].
6. Menghargai makanan
"Kami tidak mempunyai apa-apa kecuali cuka," maka beliau meminta untuk disediakan dan mulai menyantapnya. Lantas Beliau berkata: "Sebaik-baik lauk adalah cuka. Sebaik-baik lauk adalah cuka". [HR Muslim].
7. Tidak berlebih-lebihan dalam makan dan minum
Nabi Muhammad SAW bersabda,’’Hendaklah keturuan Adam tidak memenuhi perutnya. Cukuplah bagi keturunan Adam beberapa makanan yang dapat menegakkan tulang sulbinya. Jika tidak ada halangan, sepertiga (perut) untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya, dan sepertiga lagi untuk napasnya (HR Turmudzi). “Tidaklah anak cucu Adam mengisi wadah yang lebih buruk dari perutnya. Sebenarnya beberapa suap saja sudah cukup untuk menegakkan tulang rusuknya. Kalau toh dia harus mengisinya, maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk bernapas.” (H.R. Turmudzi, Ibnu Majah, dan Muslim).
8. Menghalalkan yang baik
“Dan menghalalkan bagi mereka yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk” (Al Araf( 7):157) “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui
sumber : dari berbagai sumber
foto : google
Tanda-Tanda Hati yang Mati serta Obatnya.
Persepsi tentang mati memang berbeda pada setiap orang. Ada yang merasa sudah mati ketika kehilangan kekasihnya. Ada yang merasa mati ketika ludes harta bendanya. Dan, ada yang menganggap hidupnya tak berarti saat dirundung kegagalan dan kedukaan akibat musibah.
Mati bukan hanya ketika seseorang telah mengembus kan napas terakhir, matanya terpejam, detak jantung terhenti, dan jasad tak bergerak. Itu semua hanya mati secara biologis.
Kematiannya masih bermanfaat karena menjadi pelajaran bagi yang hidup. Rasulullah SAW bersabda, “Cukuplah kematian menjadi pelajaran, dan cukuplah keyakinan sebagai kekayaan.” (At-Thabrani dari Ammar RA) Alangkah banyak manusia sudah mati, tapi masih memberikan manfaat bagi yang hidup, yakni masjid atau madrasah yang mereka bangun, buku yang mereka tulis, anak saleh yang ditinggalkan, dan ilmu bermanfaat yang telah diajarkan. Meraka mati jasad, tapi pahala terus hidup (QS.2 Al-Baqarah :154)
Sesungguhnya yang perlu diwaspadai adalah mati hakiki, yakni matinya hati pada orang yang masih hidup. Tak ada yang bisa diharapkan dari manusia yang hatinya telah mati. Boleh jadi dia hanya menambah jumlah bilangan penduduk dalam sensus. Hanya ikut membuat macet jalanan dan mengurangi jatah hidup manusia lain. Itu pun kalau tak merugikan orang lain. Bagaimana halnya dengan koruptor, orang yang merusak, dan menebar kejahatan di muka bumi? Tanda manusia yang hatinya telah mati, antara lain, kurang berinteraksi dengan kebaikan, kurang kasih sayang kepada orang lain, mendahulukan dunia daripada akhirat, tak mengingkari kemungkaran, menuruti syahwat, lalai, dan senang berbuat maksiat.
3 hal yang bila kita tinggalkan akan menyebabkan kematian hati
1. MENINGGALKAN SHALAT
itu akan membuat jiwa kalut. Kita akan terjerumus ke dalam perbuatan keji, terseret ke lembah kemungkaran dan kesesatan (QS.29 Al-Ankabut :45) dan (QS.19 Maryam :59), dan bisa menyusahkan serta merugikan orang lain. Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab [Al Qur’an] dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari [perbuatan-perbuatan] keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah [shalat] adalah lebih besar [keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain]. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS.29 Al-Ankabut :45) Maka datanglah sesudah mereka, pengganti [yang jelek] yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan. (QS.19 Maryam :59)
2. MENINGGALKAN SEDEKAH
Itu berarti kita egois, individualis, dan enggan berbuat baik. Kepedulian sosial seperti sedekah adalah bukti keimanan. Orang yang suka bersedekah hatinya lapang dan dijauhkan dari penyakit, khususnya kekikiran, sedangkan para dermawan selalu menebar kebajikan sehingga dekat dengan manusia, Allah, dan surga.
3. MENINGGALKAN ZIKRULLAH
adalah awal kematian hati. Hatinya akan membatu sehingga tak bisa menerima nasihat dan ajaran agama. Zikir akan menimbulkan ketenangan hati (QS.13 Ar-Ra’d :28). Orang yang tenang hatinya akan berperilaku positif dan tak mau berbuat jahat. Mukmin yang selalu shalat, senang bersedekah, dan memperbanyak zikrullah akan menjadi orang yang paling baik, memiliki hati yang hidup, dan menebar kebaikan kepada sesama. Bila kita merasa rajin shalat, sedekah, dan zikir, tetapi hatinya mati, kemungkinan besar shalat, sedekah, dan zikirnya cenderung formalitas tanpa jiwa.
[yaitu] orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingati Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS.13 Ar-Ra’d :28)
Sesungguhnya hati yang telah mati, mengeras, adalah hati yang tidak bisa memahami, dan mengambil nasehat-nasehat yang disampaikan kepadanya, yang berasal dari Al-Quran maupun As-Sunnah, yakni hadits Rosulullullah Shallallahu’alayhi Wa Sallam. Hatinya tidak tergerak sedikitpun. Ya karena Allah telah mengunci hatinya disebabkan dosa-dosa yang terus-menerus dia perbuat di muka bumi ini. Allah Ta’ala berfirman: Bahkan manusia itu hendak membuat maksiat terus menerus.
(QS. Al-Qiyaamah :75) Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka. (QS. Al Muthoffifin: 14) Rosulullah bersabda: “Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka dititik kan dalam hatinya sebuah titik hitam. Apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan.
Apabila ia kembali (berbuat maksiat), maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya.Itulah yang diistilahkan “Ar-Raan” yang Allah sebutkan dalam firman-Nya (yang artinya), ‘Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka’.”
Mujahid berkata: “Hati itu seperti telapak tangan. Awalnya ia dalam keadaan terbuka dan jika berbuat dosa, maka telapak tangan tersebut akan tergenggam. Jika berbuat dosa, maka jari-jemari perlahan-lahan akan menutup telapak tangan tersebut. Jika ia berbuat dosa lagi, maka jari lainnya akan menutup telapak tangan tadi. Akhirnya seluruh telapak tangan tadi tertutupi oleh jari jemari.” Bukanlah disebabkan mereka itu tuli, dan bukan pula disebabkan oleh penglihatan yang rusak. Akan tetapi Ar-Raan telah menutupi hati, sehingga dia tidak mampu lagi untuk memahami syari’at-syari’at Allah. Allah Ta’ala berfirman: maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada. (Qs. Al-Hajj: 46)
Akan tetapi kebutaan itu, kebutaan mata hati, sekalipun penglihatan dia luar biasa tajamnya, akan tetapi yang demikian itu tidak mampu untuk mengambil sebuah pelajaran, dan tidak mampu mengetahui apa yang terkandung di dalam Al-Quran dan As-Sunnah. Wallahul musta’an
Alangkah indahnya apa yang dikatakan seorang ahli syi’ir Muhammad ‘Abdullah bin Muhammad bin Hayyan al-Andalusi Hai manusia yang mendengarkan seruan kecelakaan. Telah memanggilmu dua tanda kematian; Uban dan Kerentaan. Jika engkau tak mau mendengar peringatan, apa saja yang engkau lihat dari kepalamu yang mempunyai dua pancaindra, Pendengaran dan Penglihatan.
Ibnu Abid Dun-ya berkata, Sebagian ahli hikmah berkata: Hidupkanlah hatimu dengan berbagai nasehat, Sinarilah dengan tafakkur, Matikanlah dengan zuhud, Kuatkanlah dengan keyakinan, Hinakanlah dengan kematian, Tetapkanlah dengan fana, Pandanglah bencana dunia, Waspadalah dengan permainan masa, Berhati-hatilah dengan perubahan hari, Tampilkanlah kepadanya kisah-kisah orang terdahulu, Berjalanlah pada negeri-negeri peninggalan mereka, Serta lihatlah apa yang mereka lakukan, Dimana mereka berada dan karena apa mereka berubah. Yaitu telitilah apa yang menimpa ummat-ummat yang mendustakan, berupa bencana dan kehancuran. Saudaraku, hendaklah kita muhasabah diri, lihatlah diri kita, bagaimana kondisi kita ketika disampaikan ayat dan hadits kepada kita, apakah kita merasakan sesuatu yang bermanfaat darinya, ataukah kita tidak mampu merasakan apa-apa?
TANDA-TANDA HATI YANG MATI
“Tarkush sholah” Berani meninggalkan Sholat Fardhu,
“Adzdzanbu bil farhi” Tenang tanpa merasa berdosa padahal melakukan dosa besar. Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran [daripadanya]. (QS.7 Al-Araf :3) “Karhul Qur’an” Tdk mau membaca bahkan menjauih dg ayat2 Alqur’an,
“Hubbul ma’asyi” Terus menerus melakukan ma’siyat,
“Asikhru” Sibuknya hanya mempergunjing, buruk sangka, merasa dirinya lebih suci,
“Ghodbul ulamai” Sangat benci dengan nasehat baik & ulama, “Qolbul hajari” Tidak ada rasa takut akan peringatan kematian, kuburan & akhirat,
“Himmatuhul bathni” Gilanya pada dunia tanpa peduli halal haram yang penting kaya,
“Anaaniyyun” sama sekali masa bodoh keadaan orang lain, saudara bahkan bisa jadi keluarganya sekalipun menderita,
“Al intiqoom” Pendendam hebat, “Albukhlu” sangat pelit,
“Ghodhbaanun” cepat marah karena keangkuhan & dengki.
HIDUPKAN HATI DENGAN
Banyak dzikir, Banyak baca kisah para shalihin terdahulu, Kisah ibadah keshalihan bagaimana Islam diterapkan dizaman kenabian, para shahabat tabiin, Merenung kejadian dalam kehidupan yang merupakan tanda keberadaan Allah SWT yang mutlak brada diatas smuanya, Banyak nyebut “Laa ilaaha ilallaah” Akrab dengan ilmu, Penyampai ilmu Risalah Agama yang mulia ini, Perbanyak do’a Dekat dengan orang shalih dan lingkungan shalih bukan lingkungan salah, atau lingkungan maksiat, Semoga allah melindungi dan merahmati Usaha Kita
sumber : dari berbagai sumber
Kematiannya masih bermanfaat karena menjadi pelajaran bagi yang hidup. Rasulullah SAW bersabda, “Cukuplah kematian menjadi pelajaran, dan cukuplah keyakinan sebagai kekayaan.” (At-Thabrani dari Ammar RA) Alangkah banyak manusia sudah mati, tapi masih memberikan manfaat bagi yang hidup, yakni masjid atau madrasah yang mereka bangun, buku yang mereka tulis, anak saleh yang ditinggalkan, dan ilmu bermanfaat yang telah diajarkan. Meraka mati jasad, tapi pahala terus hidup (QS.2 Al-Baqarah :154)
Sesungguhnya yang perlu diwaspadai adalah mati hakiki, yakni matinya hati pada orang yang masih hidup. Tak ada yang bisa diharapkan dari manusia yang hatinya telah mati. Boleh jadi dia hanya menambah jumlah bilangan penduduk dalam sensus. Hanya ikut membuat macet jalanan dan mengurangi jatah hidup manusia lain. Itu pun kalau tak merugikan orang lain. Bagaimana halnya dengan koruptor, orang yang merusak, dan menebar kejahatan di muka bumi? Tanda manusia yang hatinya telah mati, antara lain, kurang berinteraksi dengan kebaikan, kurang kasih sayang kepada orang lain, mendahulukan dunia daripada akhirat, tak mengingkari kemungkaran, menuruti syahwat, lalai, dan senang berbuat maksiat.
3 hal yang bila kita tinggalkan akan menyebabkan kematian hati
1. MENINGGALKAN SHALAT
itu akan membuat jiwa kalut. Kita akan terjerumus ke dalam perbuatan keji, terseret ke lembah kemungkaran dan kesesatan (QS.29 Al-Ankabut :45) dan (QS.19 Maryam :59), dan bisa menyusahkan serta merugikan orang lain. Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab [Al Qur’an] dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari [perbuatan-perbuatan] keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah [shalat] adalah lebih besar [keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain]. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS.29 Al-Ankabut :45) Maka datanglah sesudah mereka, pengganti [yang jelek] yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan. (QS.19 Maryam :59)
2. MENINGGALKAN SEDEKAH
Itu berarti kita egois, individualis, dan enggan berbuat baik. Kepedulian sosial seperti sedekah adalah bukti keimanan. Orang yang suka bersedekah hatinya lapang dan dijauhkan dari penyakit, khususnya kekikiran, sedangkan para dermawan selalu menebar kebajikan sehingga dekat dengan manusia, Allah, dan surga.
3. MENINGGALKAN ZIKRULLAH
adalah awal kematian hati. Hatinya akan membatu sehingga tak bisa menerima nasihat dan ajaran agama. Zikir akan menimbulkan ketenangan hati (QS.13 Ar-Ra’d :28). Orang yang tenang hatinya akan berperilaku positif dan tak mau berbuat jahat. Mukmin yang selalu shalat, senang bersedekah, dan memperbanyak zikrullah akan menjadi orang yang paling baik, memiliki hati yang hidup, dan menebar kebaikan kepada sesama. Bila kita merasa rajin shalat, sedekah, dan zikir, tetapi hatinya mati, kemungkinan besar shalat, sedekah, dan zikirnya cenderung formalitas tanpa jiwa.
[yaitu] orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingati Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS.13 Ar-Ra’d :28)
Sesungguhnya hati yang telah mati, mengeras, adalah hati yang tidak bisa memahami, dan mengambil nasehat-nasehat yang disampaikan kepadanya, yang berasal dari Al-Quran maupun As-Sunnah, yakni hadits Rosulullullah Shallallahu’alayhi Wa Sallam. Hatinya tidak tergerak sedikitpun. Ya karena Allah telah mengunci hatinya disebabkan dosa-dosa yang terus-menerus dia perbuat di muka bumi ini. Allah Ta’ala berfirman: Bahkan manusia itu hendak membuat maksiat terus menerus.
(QS. Al-Qiyaamah :75) Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka. (QS. Al Muthoffifin: 14) Rosulullah bersabda: “Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka dititik kan dalam hatinya sebuah titik hitam. Apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan.
Apabila ia kembali (berbuat maksiat), maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya.Itulah yang diistilahkan “Ar-Raan” yang Allah sebutkan dalam firman-Nya (yang artinya), ‘Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka’.”
Mujahid berkata: “Hati itu seperti telapak tangan. Awalnya ia dalam keadaan terbuka dan jika berbuat dosa, maka telapak tangan tersebut akan tergenggam. Jika berbuat dosa, maka jari-jemari perlahan-lahan akan menutup telapak tangan tersebut. Jika ia berbuat dosa lagi, maka jari lainnya akan menutup telapak tangan tadi. Akhirnya seluruh telapak tangan tadi tertutupi oleh jari jemari.” Bukanlah disebabkan mereka itu tuli, dan bukan pula disebabkan oleh penglihatan yang rusak. Akan tetapi Ar-Raan telah menutupi hati, sehingga dia tidak mampu lagi untuk memahami syari’at-syari’at Allah. Allah Ta’ala berfirman: maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada. (Qs. Al-Hajj: 46)
Akan tetapi kebutaan itu, kebutaan mata hati, sekalipun penglihatan dia luar biasa tajamnya, akan tetapi yang demikian itu tidak mampu untuk mengambil sebuah pelajaran, dan tidak mampu mengetahui apa yang terkandung di dalam Al-Quran dan As-Sunnah. Wallahul musta’an
Alangkah indahnya apa yang dikatakan seorang ahli syi’ir Muhammad ‘Abdullah bin Muhammad bin Hayyan al-Andalusi Hai manusia yang mendengarkan seruan kecelakaan. Telah memanggilmu dua tanda kematian; Uban dan Kerentaan. Jika engkau tak mau mendengar peringatan, apa saja yang engkau lihat dari kepalamu yang mempunyai dua pancaindra, Pendengaran dan Penglihatan.
Ibnu Abid Dun-ya berkata, Sebagian ahli hikmah berkata: Hidupkanlah hatimu dengan berbagai nasehat, Sinarilah dengan tafakkur, Matikanlah dengan zuhud, Kuatkanlah dengan keyakinan, Hinakanlah dengan kematian, Tetapkanlah dengan fana, Pandanglah bencana dunia, Waspadalah dengan permainan masa, Berhati-hatilah dengan perubahan hari, Tampilkanlah kepadanya kisah-kisah orang terdahulu, Berjalanlah pada negeri-negeri peninggalan mereka, Serta lihatlah apa yang mereka lakukan, Dimana mereka berada dan karena apa mereka berubah. Yaitu telitilah apa yang menimpa ummat-ummat yang mendustakan, berupa bencana dan kehancuran. Saudaraku, hendaklah kita muhasabah diri, lihatlah diri kita, bagaimana kondisi kita ketika disampaikan ayat dan hadits kepada kita, apakah kita merasakan sesuatu yang bermanfaat darinya, ataukah kita tidak mampu merasakan apa-apa?
TANDA-TANDA HATI YANG MATI
“Tarkush sholah” Berani meninggalkan Sholat Fardhu,
“Adzdzanbu bil farhi” Tenang tanpa merasa berdosa padahal melakukan dosa besar. Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran [daripadanya]. (QS.7 Al-Araf :3) “Karhul Qur’an” Tdk mau membaca bahkan menjauih dg ayat2 Alqur’an,
“Hubbul ma’asyi” Terus menerus melakukan ma’siyat,
“Asikhru” Sibuknya hanya mempergunjing, buruk sangka, merasa dirinya lebih suci,
“Ghodbul ulamai” Sangat benci dengan nasehat baik & ulama, “Qolbul hajari” Tidak ada rasa takut akan peringatan kematian, kuburan & akhirat,
“Himmatuhul bathni” Gilanya pada dunia tanpa peduli halal haram yang penting kaya,
“Anaaniyyun” sama sekali masa bodoh keadaan orang lain, saudara bahkan bisa jadi keluarganya sekalipun menderita,
“Al intiqoom” Pendendam hebat, “Albukhlu” sangat pelit,
“Ghodhbaanun” cepat marah karena keangkuhan & dengki.
HIDUPKAN HATI DENGAN
Banyak dzikir, Banyak baca kisah para shalihin terdahulu, Kisah ibadah keshalihan bagaimana Islam diterapkan dizaman kenabian, para shahabat tabiin, Merenung kejadian dalam kehidupan yang merupakan tanda keberadaan Allah SWT yang mutlak brada diatas smuanya, Banyak nyebut “Laa ilaaha ilallaah” Akrab dengan ilmu, Penyampai ilmu Risalah Agama yang mulia ini, Perbanyak do’a Dekat dengan orang shalih dan lingkungan shalih bukan lingkungan salah, atau lingkungan maksiat, Semoga allah melindungi dan merahmati Usaha Kita
sumber : dari berbagai sumber
Subscribe to:
Posts (Atom)