Lika liku hidup terwarnai dalam coretan kecil, terukir indah dalam ungkapan. Nikmati-Rasakan-Sampaikan
Jumlah Tamu
Sunday, May 8, 2016
Ketika Mudah Tersinggung, Maka...Redamkanlah
Ketika tersinggung, minimal kita akan sibuk membela diri dan selanjutnya akan memikirkan kejelekan orang lain. Hal yang paling membahayakan dari ketersinggungan adalah habisnya waktu kita menjadi buah roh.
Efek yang biasa ditimbulkan oleh rasa tersinggung adalah kemarahan. Jika kita marah, kata-kata jadi tidak terkendali, stress meningkat, dan lainnya. Karena itu, kegigihan kita untuk tidak tersinggung menjadi suatu keharusan.
Apa yang menyebabkan orang tersinggung? Ketersinggungan seseorang timbul karena menilai dirinya lebih dari kenyataan, merasa pintar, berjasa, baik, tampan, dan merasa sukses.
Setiap kali kita menilai diri lebih dari kenyataan bila ada yang menilai kita kurang sedikit saja akan langsung tersinggung. Peluang tersinggung akan terbuka jika kita salah dalam menilai diri sendiri. Karena itu, ada sesuatu yang harus kita perbaiki, yaitu proporsional menilai diri.
Teknik pertama agar kita tidak mudah tersinggung adalah tidak menilai lebih kepada diri kita. Misalnya, jangan banyak mengingat-ingat bahwa saya telah berjasa, saya seorang guru, saya seorang pemimpin, saya ini orang yang sudah berbuat. Semakin banyak kita mengaku-ngaku tentang diri kita, akan membuat kita makin tersinggung.
Ada beberapa cara yang cukup efektif untuk meredam ketersinggungan
Pertama, belajar melupakan.
Jika kita seorang sarjana maka lupakanlah kesarjanaan kita. Jika kita seorang direktur lupakanlah jabatan itu. Jika kita pemuka agama lupakan kepemuka agamaan kita. Jika kita seorang pimpinan lupakanlah hal itu, dan seterusnya. Anggap semuanya ini berkat dari Allah agar kita tidak tamak terhadap penghargaan. Kita harus melatih diri untuk merasa sekadar hamba Allah yang tidak memiliki apa-apa kecuali berkat ilmu yang dipercikkan oleh Allah sedikit. Kita lebih banyak tidak tahu. Kita tidak mempunyai harta sedikit pun kecuali sepercik titipan berkat dari Allah. Kita tidak mempunyai jabatan ataupun kedudukan sedikit pun kecuali sepercik yang Allah telah berikan dan dipertanggung jawabkan. Dengan sikap seperti ini hidup kita akan lebih ringan. Semakin kita ingin dihargai, dipuji, dan dihormati, akan kian sering kita sakit hati.
Kedua, kita harus melihat bahwa apa pun yang dilakukan orang kepada kita akan bermanfaat jika kita dapat menyikapinya dengan tepat.
Kita tidak akan pernah rugi dengan perilaku orang kepada kita, jika bisa menyikapinya dengan tepat. Kita akan merugi apabila salah menyikapi kejadian dan sebenarnya kita tidak bisa memaksa orang lain berbuat sesuai dengan keinginan kita. Yang bisa kita lakukan adalah memaksa diri sendiri menyikapi orang lain dengan sikap terbaik kita. Apa pun perkataan orang lain kepada kita, tentu itu terjadi dengan izin Allah. Anggap saja ini episode atau ujian yang harus kita alami untuk menguji keimanan kita.
Ketiga, kita harus berempati.
Yaitu, mulai melihat sesuatu tidak dari sisi kita. Perhatikan kisah seseorang yang tengah menu ntun gajah dari depan dan seorang lagi mengikutinya di belakang Gajah tersebut.
Yang di depan berkata, "Oh indah nian pemandangan sepanjang hari". Kontan ia didorong dan dilempar dari belakang karena dianggap menyindir. Sebab, sepanjang perjalanan, orang yang di belakang hanya melihat pantat gajah.
Karena itu, kita harus belajar berempati. Jika tidak ingin mudah tersinggung cari seribu satu alasan untuk bisa memaklumi orang lain. Namun yang harus diingat, berbagai alasan yang kita buat semata-mata untuk memaklumi, bukan untuk membenarkan kesalahan, sehingga kita dapat mengendalikan diri.
Keempat, jadikan penghinaan orang lain kepada kita sebagai ladang peningkatan kwalitas diri dan kesempatan untuk mempraktekkan buah - buah roh Yaitu, dengan memaafkan orang yang menyakiti dan membalasnya dengan kebaikan
sumber : dudung.net
foto : google
Tuesday, April 26, 2016
Murrabbi Ideal
1. Ikhlas
Menjalani peran sebagai murabbi bukanlah hal yang mudah, pasti ada sesuatu yang dikorbankan baik waktu, tenaga, maupun materi. Apabila murabbi melakukan proses tarbiyah dengan tidak ikhlas, ia tidak akan mendapat apa-apa selain rasa lelah. Allah pun bisa jadi tidak meridhoi apa yang telah ia lakukan tersebut sehingga usahanya menjadi tidak berkah, tidak bertambah manfaatnya. Keikhlasan murabbi dalam berdakwah dapat dirasakan oleh mutarabbi dari pancaran wajah dan perilakunya dalam membina. Dengan rasa ikhlas, proses penyampaian ilmu akan terasa mengalir tanpa hambatan. Selain itu, hubungan antara murabbi dan mutarabbi akan terasa lebih indah. Oleh karena itu, karakter pertama seorang murabbi yang ideal adalah ikhlas dalam berdakwah.
2. Memprioritaskan dakwah
Seperti yang kita ketahui, setiap orang memiliki kepentingan masing-masing. Orang tua, akademik, amanah, dan lain sebagainya, adalah beberapa kepentingan yang memerlukan prioritas tinggi selain berdakwah. Namun, jangan jadikan hal itu sebagai tembok besar yang menghalangi murabbi dalam berdakwah. Oleh karena itu, murabbi harus bisa membuat skala prioritas. Murabbi yang ideal pasti dapat memprioritaskan dakwah diatas semua kesibukannya. Sebab, berdakwah baginya adalah ibadah, dan ibadah berarti berurusan dengan Tuhannya, Allah SWT. Dengan demikian, segala hal yang berkaitan dengan dakwah akan ia dahulukan, termasuk membina. Mutarabbi akan merasa lebih diprioritaskan oleh murabbi, sehingga hal ini dapat memacu mereka untuk lebih semangat dalam berhalaqoh.
3. Tegas
Tegas berarti melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Seorang murabbi harus bisa memosisikan dirinya sesuai kondisi yang ada. Benar ya benar, salah ya salah. Ia harus tahu saat-saat dimana ia harus berlaku lembut kepada mutarabbinya dan dimana ia harus berlaku keras. Apabila mutarabbi melakukan kesalahan, murabbi harus bisa mengembalikannya kepada kebenaran agar ia tidak tersesat. Apabila mutarabbi melakukan hal kebaikan, murabbi memberikannya penghargaan agar ia lebih semangat untuk terus berbuat kebaikan. Ketegasan diperlukan untuk membentuk karakter yang kuat bagi mutarabbi. Ketegasan juga diperlukan untuk memunculkan rasa hormat kepada murabbi. Dengan adanya rasa hormat ini, mutarabbi akan memiliki rasa percaya dan rasa aman kepada murabbinya.
4. Memahami mutarabbi
Tidak hanya bertindak sebagai penyampai ilmu, murabbi juga bertindak sebagai sahabat, orang tua, dan pemimpin bagi mutarabbi mereka. Dalam perannya tersebut, murabbi dituntut untuk dapat memahami masing-masing mutarabbi mereka dan dapat memosisikan diri dengan tepat. Rasa nyaman ketika mutarabbi berada di dekat murabbinya, menjadi orang kepercayaan untuk menyelesaikan masalah-masalah mutarabbi atau minimal bisa menjadi pendengar yang baik, rasa saling terbuka, kedekatan yang kuat, dan proses saling memahami akan membangun rasa saling percaya, dan ukhuwah akan terjalin indah antara antara murabbi dengan para mutarabbinya serta antara mutarabbi yang satu dengan mutarabbi yang lain dalam satu halaqoh.
5. Membina dengan hati
Segala sesuatu yang disampaikan dari hati akan sampai ke hati juga. Begitu pula dalam membina. Segala sesuatu yang murabbi sampaikan kepada mutarabbi haruslah dari hati pula. Pendekatan dari hati ke hati akan lebih efektif dilakukan agar apa yang kita sampaikan kepada mutarabbi akan mudah sampai padanya.
6. Haus akan ilmu
Mutarabbi memiliki rasa ingin tahu yang cukup tinggi terhadap ilmu. Pada setiap kesempatan, mutarabbi akan menanyakan apa saja yang belum ia ketahui kepada murabbinya. Pertanyaan itu pun akan berus berkembang sesuai pemahaman dan pengalaman murabbinya. Pemahaman yang sedikit dari seorang murabbi dapat menghambat proses pembelajaran mutarabbi, terutama dalam proses menerima materi yang disampaikan. Oleh karena itu, murabbi dituntut untuk lebih semangat dalam menuntut ilmu dan memperdalam ilmu yang akan disampaikan kepada mutarabbi mereka.
7. Memberi keteladanan
Keteladanan akan lebih diikuti daripada perkataan. Segala tingkah laku murabbi sebaiknya dapat dijadikan panutan, sebab murabbi adalah sosok yang akan dicontoh oleh mutarabbinya. Materi yang disampaikan hanya dengan perkataan tanpa keteladanan tidak akan berdampak maksimal karena tidak ada contoh real yang dapat dijadikan panutan oleh mutarabbi. Namun tanpa perkataan pun, keteladanan cukup memberikan dampak baik bagi mutarabbi karena hal itulah yang mereka lihat secara langsung dan mereka akan mempraktikannya. Apabila murabbi mencontohkan hal yang tidak baik, apa yang akan terjadi dengan mutarabbinya? Bisa jadi mutarabbi melakukan hal yang lebih buruk dari apa yang murabbinya lakukan.
sumber : sekolahmurrabi.com
foto : google
Sunday, October 12, 2008
Surat Untuk Cintaku

Assalamu’alaikum wahai engkau yang melumpuhkan hatiku
Tak terasa dua tahun aku memendam rasa itu, rasa yang ingin segera kuselesaikan tanpa harus mengorbankan perasaan aku atau dirimu. Seperti yang engkau tahu, aku selalu berusaha menjauh darimu, aku selalu berusaha tidak acuh padamu. Saat di depanmu, aku ingin tetap berlaku dengan normal walau perlu usaha untuk mencapainya.
Takukah engkau wahai yang mampu melumpuhkan hatiku? Entah mengapa aku dengan mudah berkata “cinta” kepada mereka yang tak kucintai namun kepadamu, lisan ini seolah terkunci. Dan aku merasa beruntung untuk tidak pernah berkata bahwa aku mencintaimu, walau aku teramat sakit saat mengetahui bahwa aku bukanlah mereka yang engkau cintai walaupun itu hanya sebagian dari prasangkaku. Jika boleh aku beralasan, mungkin aku cuma takut engkau akan menjadi “illah” bagiku, karena itu aku mencoba untuk mengurung rasa itu jauh ke dalam, mendorong lagi, dan lagi hingga yang terjadi adalah tolakan-tolakan dan lonjakan yang membuatku semakin tidak mengerti.
Sakit hatiku memang saat prasangkaku berbicara bahwa engkau mencintai dia dan tak ada aku dalam kamus cintamu, sakit memang, sakit terasa dan begitu amat perih. Namun 1000 kali rasa itu lebih baik saat aku mengerti bahwa senyummu adalah sesuatu yang berarti bagiku. Ketentramanmu adalah buah cinta yang amat teramat mendekap hatiku, dan aku mengerti bahwa aku harus mengalah.
Wahai engkau yang melumpuhkan hatiku, andai aku boleh berdoa kepada Tuhan, mungkin aku ingin meminta agar Dia membalikkan sang waktu agar aku mampu mengedit saat-saat pertemuan itu hingga tak ada tatapan pertama itu yang membuat hati ini terus mengingatmu. Jarang aku memandang adam, namun satu pandangan saja mampu meluluhkan bahkan melumpuhkan hati ini. Andai aku buta, tentu itu lebih baik daripada harus kembali lumpuh seperti ini.
Banyak lembaran buku yang telah kutelusuri, banyak teman yang telah kumintai pendapat. Sebahagian mendorongku untuk mengakhiri segala prasangku tentangmu tentang dia karena sebahagian prasangka adalah suatu kesalahan,mereka memintaku untuk membuka tabir lisan ini juga untuk menutup semua rasa prasangmu terhadapku. Namun di titik yang lain ada dorongan yang begitu kuat untuk tetap menahan rasa yang terlalu awal yang telah tertancap dihati ini dan membukanya saat waktu yang indah yang telah ditentukan itu (andai itu bukan suatu mimpi).
Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, mungkin saat ini hatiku milikmu, namun tak akan kuberikan setitik pun saat-saat ini karena aku telah bertekad dalam diriku bahwa saat-saat indahku hanya akan kuberikan kepada IMAM-ku. Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, tolong bantu aku untuk meraih adam-ku bila dia bukanmu.
Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, tahukah kamu betapa saat-saat inilah yang paling kutakutkan dalam diriku, jika saja Dia tidak menganugerahi aku dengan setitik rasa malu, tentu aku telah menunggumu bukan sebagai suamiku namun sebagai kekasihku. Andai rasa malu itu tidak pernah ada, tentu aku tidak berusaha menjauhimu. Kadang aku bingung, apakah penjauhan ini merupakan jalan yang terbaik yang berarti harus mengorbankan ukhuwah diantara kita atau harus mengorbankan iman dan maluku hanya demi hal yang tampak sepele yang demikian itu.
Aku yang tidak mengerti diriku…
Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, ijinkan aku menutup surat ini dan biarkan waktu berbicara tentang takdir antara kita. Mungkin nanti saat dimana mungkin kau telah menimang cucu-mu dan aku juga demikian, mungkin kita akan saling tersenyum bersama mengingat kisah kita yang tragis ini. Atau mungkin saat kita ditakdirkan untuk merajut jalan menuju keindahan sebahagian dari iman, kita akan tersenyum bersama betapa akhirnya kita berbuka setelah menahan perih rindu yang begitu mengguncang.
Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, mintalah kepada Tuhan-mu, Tuhan-ku, dan Tuhan semua manusia akhir yang terbaik terhadap kisah kita. Memintalah kepada-Nya agar iman yang tipis ini mampu bertahan, memintalah kepada-Nya agar tetap menetapkan malu ini pada tempatnya.
Wahai engkau yang dahalulu kucintai, semoga hal yang terjadi ini bukanlah sebuah DOSA.
Wassalam
surat ini diposting untuk yang tak berani vokal
sumber : Dd. net
Friday, June 13, 2008
2 Bulan di 1 MM 1

Jum'at, 13 Juni 2008 raport yang kamarin Ajeng lemburin akhirnya siap untuk dibagikan.
deg...degan rasanya, mungkin inilah yang dirasakan oleh anak murid Ajeng kelas 1 MM 1.... karena sebelumya ujian memang sudah Ajeng warning.... klo nilai rata - rata dibawah 65.00 maka tidak akan naik kelas.
Ajeng tatap wajah mereka satu persatu... ada yang pacat pasi takut tidak naik kelas, ada yang menangis takut rangkingnya turun...and dllllll....
Peringakat memang sengaja Ajeng bacakan dari peringkat 30 dari 32 siswa. Antara dari mereka ada yang girang karena walaupun rangking angka puluhan yang penting naik kelas.
2 Siswa saya sengaja dikerjaiin dikit.... dengan sedikit sandiwara menjelang pembagian raport mampu membuat mereka cemas, mereka memang tidak lain adalah asisten saya di Perpustakaan... Eka dan Dwi ( Artinya Satu dan Dua) tapi rangkingnya si Dwi Dapat rangiking satu dan Eka dapat rangking dua. Nah...ini ni Nurul Muchlisa yang rangkingnya tergeser 2 angka dari semester 1, kali ini dia cukup menyabet rangking 3 dengan tetesan air mata... nah lo... banyak pelajaran bisa diambil kan... bahwa jika sudah berhasil meraih sesuatu " Jangan Pernah Cepat Puas", kita ga' akan tau kanan kiri kita juga ingin meraih keberhasilan yang kita rasakan.
kurang lebih dalam jangka waktu 2 bulan saya menggantikan Ibu walil kelas 1 MM 1 setelah wali kelas yang lama pindah mengajar (padahal saya tidak pernah mengajar kelas mereka tapi saya yang dipercaya untuk jadi Ibu untuk mereka) , jujur memang saya belum terlalu mengenal mereka secara keseluruhan... tapi dalam jangka waktu itu saya belajar mendalami karakter mereka melalui guru - guru yang telah mengajar mereka dikelas. Selamat Buat kalian akhirnya semua naik ke kelas 2... yah walaupun kita harus kehilangan 2 teman kita, yakni Halimah yang harus ikut ortu untuk pindah sekolah ke Banjarmasin, dan Monita Ismi Tiara yang harus pindah ke SMA 3... kita do'akan aja moga mereka disana jauh lebih baik ...
selama 2 bulan inilah yang saya tangkap tentang 1 MM 1
-Samuel ( jagoannya terlambat dalam sejarah masuk sekolah mungkin hanya 2 kali tidak pernah terlambat, tapi dia maskotya MM 1 klo ga ni anak pasti sepi...) - Ade (Ketua Osis 07/08 yang suka manggut- manggut klo mimpin rapat, tapi dia jago Futsal lo..) - Alfianur, Nuary, Kusmawanto ( satu saf duduk dikelas, yang rajin dihukum pak Anto and sering kena marah - marah pak Saiman) - Andik Nurlia ( Premannya 1 MM 1, .... tomboy kan ga harus suka berantenm non...) - Batary ( Jago terlambat juga ni gadis) - Darna ( Gadis pendiam banget) - Desak Made ( cewek yang lemah lembut...jago tari Bali) - Sinta ( pipinya yang tembem hingga dapat julukan bakpaw, tapi pintar tari bali juga lo..) - Eko ( anak yang aktif banget sampe hal yang ga penting pun suka dibahas) - Emi ( Cewek Tinggi item manis yang suka meraimaikan suasana) - Fahmi ( cowok imut yang paling kecil di 1 MM 1) - Fitriyani, Leni, Sarah ( 1 genk yang kompak, dalam hal ulangan hiks...) - Inggrit ( asli pendiam abisss) - Melinda ( pacar si Doni Gembul tapi lucu abis...makanya linda suka cemburuan) - M. Reza ( anak yang susah ditebak, nyaris ga naik kelas...tapi naik kelas koq kamunya) - Nia (anak yang penurut) - Stepany ( gadis berambut panjang, namun sangat cerewet...jangan pacaran terus ya...) - Wenny ( yang jago bacain puisi waktu perpisahan) - Hutry da Feris ( kurangi ndabeknya ya... udah kelas 2... kan udah mau punya adik kelas .
Selamat buat kalian semua...moga tambah kompak and ga' ngerepotin saya lagi.... he...he..he.
Wednesday, June 11, 2008
Ngisi rapot Ajeng...!!!! akhirnya selesai

Akhirnya hari Rabu, 11 Juni 2008 selesai juga Ajeng menginput rapot anak - anak kelas 1 Multimedia 1, setelah beberapa hari lembur dari pagi sampe malam....
Thank's to my honey.... udah bantuin ngisi rapot dirumah padahal baru pulang kerja, tanpa bantuan Abie... mungkin kerjaan ga' bakalan cepat kelar.
Buat teman - teman wali kelas yang lain....tetep semangat ya...
terutama ma Pak Tri yang harus privat khusus ma Pak Malik, yang pake' ngelembur di sekolah ampe pagi...Pak Tri tu...jangan lupa bilang terima kasih ya... terutama ma bu casy juga yang udah bantuin Pak Tri ngeprint...ma Pak Sayur eh salah Saiman yang dah pinjamkan Laptop... ma Bu Axte yang dah beliin qta makanan..he... he...ok.
Ajeng juga makasih banget buat teman - teman wali kelas yang lain yang dah bantu - bantu terutama buat Bu Axte yang sangat membantu buanget dalam pengejaan draft raport menjadi bahasa yang baik dan benar sampe- sampe harus ngulang lagi dari awal (Feuh...cape..deh...).
Buat Saiman yang anti Jawa tapi demen ama Didik Kempot.... cerewetnya dikurangilah.... kaya cewek aja, masa mau saingan ma anak - anak TKJ.
Buat Bu Casy ma Bu Yuli.... STOP be-caisannya.... kasian Pak Tri ampe tutup kuping....
Buat Pak Natal.... sabar - sabar ya....ngajarin Bu Yulinya... ntar kakinya digigit tikus lagi...
and akhirnya....
Jum'at, 13 Juni 2008 kita akan membagikan rapot anak - anak kita....
Tuesday, June 3, 2008
Ujian Anak TKJ


ni ruang kelas anak - anak TKJ waktu ikut ujian akhir semester, ni kelas dominan dengan anak - anak cowok, yah...maklum jurusan ini cenderung dengan bongkar pasang alat - alat praktik. Tapi....mulutnya pada kaya anak putri....cereweeeeeeet buanget.

nah ini gambar kaki surya anak TKJ juga, mungkin agak sedikit aneh...sekolah koq ga' pake sepatu..! surya ini pake sepatu selain hitam pada hari Selasa....makanya ajeng suruh dia Nyeker Man....

nah ini Nur Hidayat...spektakuler bo... lagi ujian koq sempat tidur dengan tenangnya....padahal teman - temannya yang lain pada pening cari jawabannya... tapi...ni anak emank tukang tidur si..
nah...lo...ketauan semua jeleknya nie....
Thursday, May 8, 2008
Karena Wanita Ingin di Mengerti

Ada cerita dari dosen dan juga “guru mengaji “ saya. Suatu ketika istrinya bepergian untuk urusan tertentu dan sang suaminya belum berkesempatan menemani karena alasan kesibukan. Perjalanan cukup jauh dan melelahkan. Dalam kondisi seperti itu, istrinya ingin sekali mendapatkan hiburan dari suaminya. Yah, sebuah SMS menanyakan kabarnya cukuplah. Tapi itu tidak dilakukan oleh suaminya. Dan tentu saja, istrinya bete. “Suamiku tega sekali, nggak khawatir apa dengan diriku” begitu kira-kira.
Setelah urusan selesai, pulanglah sang istri ke rumah. Mengucapkan salam lantas masuk kerumahnya. Apa yang terjadi, ternyata suaminya biasa saja. Tak mengekspresikan rasa kangennya kepada istrinya. Dan bagi istrinya, ibarat sebuah pertandingan, itu merupakan pukulan telak, kecewa..kecewa. Awalnya suaminya cuek saja. Tapi pada akhirnya dia menyadari bahwa sikapnya kurang benar. Ya, setidaknya membukakan pintu dan tersenyum sambil basa-basi menanyakan apakah perjalanannya baik-baik saja itu cukup. Tapi sayang, hal itu tak dilakukannya. Dia baru sadar ketika melihat gelagat istrinya yang lagi benar-benar BT alias butuh tatih tayang….
Ada juga kisah imajinatif yang inspiratif….tentang ayam dan bebek.
Suatu ketika sepasang pengantin baru berjalan-jalan menikmati indahnya perkampungan yang masih belum tersentuh bising dan aroma kota. Ketika mereka bercanda, tiba-tiba terdengar suara dari kejauhan “Kuek.kuek..kuek”
“Dengar sayang, ada ayam” kata istrinya
“bukan..bukan, itu suara bebek” kata suaminya.
“nggak, itu suara ayam” istrinya bersikeras.
“istriku..itu suara bebek, suara ayam itu bunyinya kukururyuuuuk, kalau bebek itu ya kuek..kuek..kuek, nah itu bebek sayang, bukan ayam “kata suaminya mencoba menjelaskan.
“Nggak, aku yakin itu suara ayam” kata istrinya
“Sayang, itu bebek, kamu ini..kamuuuuuuuu” suaminya agak kesal
seketika itu basahlah pipi istrinya, dia menangis sambil tersendu tapi tetap berkata.
“Aku yakin itu ayam, bukan bebek” masih kata istrinya.
Kemudian sang suami sadar tak mau ribut lagi dan berkata.
“Ya kamu benar sayang, itu suara ayam” kata suaminya bersamaan dengan suara dari kejauhan ..kuek..kuek..kuek..
Kadang seorang suami memang perlu bersikap demikian. Untuk sesuatu yang kecil dan sepele tak perlu terlalu diributkan. Yang terpenting adalah membangun keharmonisan rumah tangga. Pertikaian dan hancurnya rumah tangga seringkali terjadi karena kita meributkan hal-hal sepele. Maka dari itu, untuk mencegahnya kita perlu sesekali memahami isi hati seorang wanita yang kita cintai itu
Dan pada akhirnya, untuk menghormati dia, seorang wanita yang kita cintai, kita perlu bersikap bijaksana. Itu semua perlu dilakukan, seperti syair dalam lagu pop… karena wanita ingin dimengerti. Itu saja. by: dudung.net ( Yon's R)Monday, March 17, 2008
Ketika Cinta Terurai Menjadi Perbuatan

Kulitnya hitam. Wajahnya jelek. Usianya tua.
Waktu pertama kali masuk ke rumah wanita itu, hampir saja ia percaya kalau ia berada di rumah hantu. Lelaki kaya dan tampan itu sejenak ragu kembali. Sanggupkah ia menjalani keputusannya? Tapi ia segera kembali pada tekadnya. Ia sudah memutuskan untuk menikahi dan mencintai perempuan itu. Apapun resikonya.
Suatu saat perempuan itu berkata padanya, "Ini emas-emasku yang sudah lama kutabung, pakailah ini untuk mencari wanita idamanmu, aku hanya membutuhkan status bahwa aku pernah menikah dan menjadi seorang istri." Tapi lelaki itu malah menjawab, "Aku sudah memutuskan untuk mencintaimu.
Aku takkan menikah lagi."
Semua orang terheran-heran. Keluarga itu tetap utuh sepanjang hidup mereka. Bahkan mereka dikaruniai anak-anak dengan kecantikan dan ketampanan yang luar biasa. Bertahun-tahun kemudian orang-orang menanyakan rahasia ini padanya. Lelaki itu menjawab enteng, "Aku memutuskan untuk encintainya. Aku berusaha melakukan yang terbaik. Tapi perempuan itu melakukan semua kebaikan yang bisa ia lakukan untukku. Sampai aku bahkan tak pernah merasakan kulit hitam dan wajah jeleknya dalam kesadaranku. Yang kurasakan adalah kenyamanan jiwa yang melupakan aku pada fisik."
Begitulah cinta ketika ia terurai jadi perbuatan. Ukuran integritas cinta adalah ketika ia bersemi dalam hati... terkembang dalam kata... terurai dalam perbuatan...
Kalau hanya berhenti dalam hati, itu cinta yang lemah dan tidak berdaya.
Kalau hanya berhenti dalam kata, itu cinta yang disertai dengan kepalsuan
dan tidak nyata...
Kalau cinta sudah terurai jadi perbuatan, cinta itu sempurna seperti pohon;
akarnya terhunjam dalam hati, batangnya tegak dalam kata, buahnya menjumbai dalam perbuatan.
Persis seperti iman, terpatri dalam hati, terucap dalam lisan, dan dibuktikan oleh perbuatan.
Semakin dalam kita merenungi makna cinta, semakin kita temukan fakta besar ini, bahwa cinta hanya kuat ketika ia datang dari pribadi yang kuat, bahwa
integritas cinta hanya mungkin lahir dari pribadi yang juga punya integritas. Karena cinta adalah keinginan baik kepada orang yang kita cintai yang harus menampak setiap saat sepanjang kebersamaan.
Rahasia dari sebuah hubungan yang sukses bertahan dalam waktu lama adalah pembuktian cinta terus menerus. Yang dilakukan para pecinta sejati disini
adalah memberi tanpa henti. Hubungan bertahan lama bukan karena perasaan cinta yang bersemi di dalam hati, tapi karena kebaikan tiada henti yang
dilahirkan oleh perasaan cinta itu. Seperti lelaki itu, yang terus membahagiakan istrinya, begitu ia memutuskan untuk mencintainya. Dan istrinya, yang terus menerus melahirkan kebajikan dari cinta tanpa henti.
Cinta yang tidak terurai jadi perbuatan adalah jawaban atas angka-angka
perceraian yang semakin menganga lebar dalam masyarakat kita
by : dudung.net
Friday, February 15, 2008
Lagi - lagi terlambat....

Betapa susahnya membuat disiplin anak – anak muridku, masuk sekolah harusnya 7.15 pagi namun tidak sedikit yang terlambat lebih dari 15 menit. Lelah rasanya selalu menghukum mereka tapi tidak ada efek jeranya. Harus hukuman dan teguran yang seperti apa lagi agar anak – anakku tidak terlambat sekolah lagi. Panggilan orang tua sudah diterapkan namun dapat bertahan hanya paling lama 1 minggu, besok – besok yang telat lagi.
Anak – anak zaman sekarang lagi beda banget dengan waktu aku dulu sekolah, dulu klo telat rasanya takut banget, ketemu ma guru di jalan aja klo bisa putar haluan, pasti dilakukan namun beda dengan anak – anak zaman sekarang,ketemu guru dijalan terkadang pura – pura tidak lihat. Memang guru bukan untuk ditakuti tapi paling tidak hargailah. Dengan honor yang tidak seberapa tidak memundurkan niat seorang guru untuk dapat mentransfer ilmu buat anak didiknya, datang ke sekolah harus bermuka dua, dengan menutupi segala masalah untuk tetap dapat mengajar secara professional. Jika ingin egois dengan mementingkan urusan pribadi dengan murid, tak mau lagi bersusah payah mengurusi murid yang bandel – bandel, mau belajar atau nggak, mau turun sekolah atau enggak, males ngurusinya. Tapi lagi – lagi guru harus berperan ganda, buang semua egois untuk mengemban amanah dari orang tua mereka dan Allah SWT.
Feuhhhhh……inilah seni pembelajaran menjadi orang tua ke 2 di sekolah, ada banyak suka dukanya. Guru akan merasa bangga luar biasa jika anak didiknya dapat berhasil dalam menjalani pendidikan dan dapat sukses setelah lulus sekolah.